Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengitari Taman Kota Larantuka

Bagi saya Taman Kota Larantuka adalah taman terpanjang se-daratan Flores. Kalau kamu yang sudah pergi ke beberapa kota di Pulau Bunga ini tentu sudah bisa membandingkannya.

Salah satu spot di sepanjang Taman Kota Larantuka

Taman Kota Larantuka terbentang di sepanjang pesisir pantai. Mulai dari pintu masuk tempat Patung Tuan Ma (Bunda Maria) bertakhta hingga ke pertengahan Kota Reinha ini. 

Karena pantai ini yang berada di sepanjang pesisir jadinya kita bisa melihat pulau-pulau di seberang yang masih merupakan bagian dari Kabupaten Flores Timur. Baik itu Pulau Solor dan Pulau Adonara. 

Kalau dulu orang-orang setempat menyebutnya taman kota saja. Masih umum belum ada nama khusus. Namun sekarang lebih dikenal sebagai Taman Hendrik Fernandez. Salah seorang pahlawan asal Larantuka. 

Sejak penamaan baru taman ini sudah banyak spot unik dan menarik di sepanjang taman ini. Para warga kota pun jadi betah berkunjung dan tambah senang berfoto. 

Bersama teman masa kecil

Begitu pun saya dan ketiga teman yang kala itu mengitari Taman Kota Larantuka. Saya ditemani Erta, Betty dan Anni. Seingat saya kami pergi pelesir kala mendung. Sempat gerimis kecil tapi syukur tak sempat hujan.

Saya amat tertarik dengan salah satu spot baru di taman bagian tengah ini. Ada papan kayu yang berhiaskan tiang kayu berwarna-warni. Ada hiasan-hiasan di taman yang dibuat menarik untuk menjadi latar kita berfoto. 

Spot ini menjadi favorit juga bagi para pengunjung lainnya. Saya pun yakin akan menjadi favoritmu juga, jika kelak datang ke sini, hhe..

Enaknya lagi di taman-taman ini tidak ada tukang parkir liar. Jadi aman saja saat kita berkunjung. Yang penting kita selalu sadar juga untuk menjaga kebersihan di area sekitar taman. 

Terus yang buat saya terkesan karena para pemuda setempat yang rutin bertugas menjaga kerapian dan keasrian taman. 

Oia, bagi kamu yang tertarik untuk snorkeling bisa juga ke sini, karena setahu saya beberapa komunitas lokal biasa menyelam pada area wilayah pantai ini

Kami mengakhiri pelesir kami di sebuah taman yang ada salibnya. Ya, ini kan Larantuka jadi ciri khas Katolik mudah dijumpai di sudut kota. 

Kalau saja tidak lagi musim hujan dan langit tanpa mendung, pasti nuansa langit sorenya sangat mempesona.

Setelah dari titik taman ini barulah hujan turun deras. Kami menutup perjalanan dengan singgah makan mie ayam dan bakso di area kuliner dari taman kota ini. 

Sementara merasakan hangatnya kuah bakso, di hadapan saya terpampang kerlap-kerlip lampu di Pulau Solor. Pemandangan ini serupa kunang-kunang yang bercahaya di negeri dongeng. Aih, kapan lagi saya kembali ke Flores? 

Post a Comment for "Mengitari Taman Kota Larantuka"