Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memahami Tugu HAM di Jantung Kota Kasih

Kalau tulisan kecil ini muncul di story atau beranda medsos, kamu patut membacanya. Apalagi kalau kamu anak muda Kota Kupaang, tapi belum pernah tahu tentang Tugu HAM di Kota Kasih ini. 


Tugu HAM Kota Kupang
Tugu HAM Kota Kupang

Tugu HAM merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Kupang. Apalagi hanya ini Tugu HAM satu-satunya di Indonesia. 

Tugu Hak Asasi Manusia (HAM) sudah dibangun sejak tahun 1945. Hal ini menarik karena tugu tersebut sudah berdiri sebelum deklarasi PBB. Seperti yang kita tahu bahwa The Universal Declaration of Human Rights diresmikan oleh PBB pada 10 Desember 1984. Artinya warga Kupang sudah melakukannya tiga tahun lebih dahulu. 

Tugu HAM didirikan oleh pejuang kemerdekaan asal NTT, Max Rihi. Ia memimpin rekan-rekan seperjuangannya di Surabaya selepas pertempuran 10 November 1945. 

Sekembalinya di Kupang kala itu tentara sekutu masih berada dan menguasai Kupang yang bermarkas di Benteng Fort Concordia yang kini menjadi markas Batalyon 743 TNI AD. 

Sewaktu itu Max Rihi beserta rekan seperjuangan hendak mengusir pasukan sekutu. Namun, tidak semua pejuang Timor mendukung hal ini. Karena meski kedaulatan Indonesia mesti ditegakkan, di sisi lain para sekutu tersebut telah membantu masyarakat Timor dari penjajahan bangsa Jepang. 

Oleh karena itu, diambil jalan tengah dengan mendirikan sebuah tugu peringatan. Tugu HAM atau Four Freedoms menjadi simbol penolakan terhadap kolonialisme dan imperialisme. 

Tugu HAM Kota Kupang

Pada tugu tersebut terdapat empat poin yang dijabarkan dari 30 pasal Declaration of Human Rights. Empat poin (Four Freedoms) tersebut antara lain, Freedom From Fear (bebas dari rasa takut), Freedom From Want (bebas dari kekurangan), Freedom of Worship (bebas beribadat), dan Freedom of Speech (bebas berbicara). 

Pada bagian barat juga terdapat sebuah prasasti yang berisi pernyataan Sumpah Pemuda tahun 1928, yaitu, 1.) Satu Bangsa, 2) Satu Bahasa, 3.) Satu Bendera, 4.) Satu Tanah Air, 5.) Satu Lagu Kebangsaan. 

Tugu HAM juga dikenali warga Kota Kupang sebagai Tugu Pancasila. Ceritanya karena pada masa itu Max Rihi yang menjabat sebagai Kepala Pekerjaan Umum Daerah, melakukan renovasi pada tugu dengan menambahkan lima lingkaran yang berisi lima butir Pancasila. 

Adapun lima lingkaran tersebut memuat tulisan lima sila Pancasila dalam bentuk ejaan lama yaitu, Ketuhanan Jang Maha Esa, Peri-Kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakjatan dan Keadilan Sosial. Sayangnya pada lingkaran paling bawah sudah tertutup karena adanya pengaspalan. 

Tugu HAM Kota Kupang

Sewaktu saya pergi tugu tersebut menjadi tempat mangkal para ojek. Apalagi letaknya amat strategis di pintu masuk ke Kota Kupang. Oia, Tugu HAM juga dikenal dengan nama Tugu Selam karena letaknya yang dekat dengan Jembatan Selam.

Saya juga sempat berpikir, apakah sekolah-sekolah di kota ini pernah melakukan tur sejarah ke tugu ini? 

Barangkali tidak semua generasi muda Kota Kupang yang mengetahuinya. Apalagi adik-adik yang masih ada di bangku sekolah dasar. Semoga bisa ya ada agenda tur sekolah ke tempat ini. Karena kita perlu mengenal dan memahami sejarah bangsa, dimulai dari hal-hal bersejarah di sekitar kita. 

Bagi saya Kota Kupang yang sedang mempercantik diri dengan kehadiran banyak taman, perlu juga merenovasi Tugu HAM agar lebih terawat dan terus terjaga, mengingat sejarah panjang yang dimilikinya. Sebaiknya juga dipasang prasasti yang memuat cerita tentang Tugu HAM agar menjadi pengingat bagi para generasi penerus. 

Btw, kehadiran tulisan ini sangat relate dengan situasi sosial aktual di tanah air kita. Semoga lekas membaik Bumi Pertiwi. Salam dari Kota Kasih Kota Kupang.

Post a Comment for "Memahami Tugu HAM di Jantung Kota Kasih"