Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kapan lagi ke Pasar Kapan?

Malam ini saya membuka folder foto-foto lama di laptop. Salah satu folder di tahun 2019 menyimpan foto perjalanan saya ke Kapan, Mollo Utara, Timor Tengah Selatan.

Pasar Kapan Mollo
Pasar Kapan Mollo

Saya pergi ke sana untuk berlibur sekaligus berkunjung ke Komunitas Lakoat Kujawas. Pada 2018 saya pernah mengikuti lomba artikel dan menulis tentang komunitas ini. Tak disangka saya bisa pergi langsung ke desa di lembah dingin Mollo ini.

Pergi ke Pasar Kapan

Pasar Kapan berlangsung seminggu sekali setiap hari Kamis. Jadi. Bisa dibayangkan betapa ramainya pasar ini setiap Kamisnya.

Bicara tentang pasar hari Kamis saya juga teringat Pasar Nita di Maumere. Kedua pasar ini punya jadwal yang sama. Menarik yah.

Pasar Kapan Mollo
Salah satu foto favorit saya

Kembali lagi ke Pasar Kapan. Saya bisa pergi ke pasar ini karena diajak oleh Kak Dicky Senda, co-founder Lakoat Kujawas.

Sedikit tambahan lagi, saya pergi ke Kapan sewaktu pertengahan kuliah. Nanti menjelang skripsi saya mengulas karya cerpen Kak Dicky yang berlatar di Mollo ini. Tentu bukan suatu kebetulan belaka.

Dalam perjalanan ke pasar, kami melintasi perkampungan Cina di Kapan. Ya, di sini ada komunitas pecinaan juga. Resep-resep masakan dari warga komunitas ini juga terkenal enak dan legendaris.

Tak lama kemudian kami pun tiba. Betapa ramainya suasana pasar.  

Pasar Kapan Mollo

Pasar Kapan Mollo
Sayur dan buah-buah yang segar

Karena hanya seminggu sekali pastilah semua pembeli dan penjual akan menjadikan pasar ini sebagai tempat tujuan jual beli barang.

Matahari pagi sudah mulai meninggi tapi suhu udara sekitar sangatlah dingin. Ya, karena Mollo berada di ketinggian.

Kebanyakan orang di pasar datang dengan memakai jacket atau sarung, karena saking dinginnya.

Pasar Kapan Mollo

Pasar Kapan Mollo

Mayoritas komiditi yang dijual di pasar ini adalah hasil bumi atau hasil kebun. Seluruh penjuru Mollo terkenal dengan tanahnya yang subur, sehingg tk heran dengan begitu banyaknya hasil kebun yang dijual.

Bahkan yang paling lengkap untuk wilayah daratan Timor. Tak heran banyak pembeli yang datang jauh-jauh dari luar Kapan dan TTS, seperti dari Kupang.

Selain sayur yang beragam jenisnya, saya paling tertarik dengan kacang-kacangan yang dijual. Sungguh sangat beragam juga jenisnya.

Saya baru pertama kali melihat kacang yang sebesar jempol tangan, terus ada yang berwarna bercak-bercak pink/ merah muda.

Pasar Kapan Mollo
Kak Dicky Senda saat berbelanja di Pasar Kapan

Pasar Kapan Mollo

Tak hanya hasil bumi, kain-kain tenun juga banyak yang dijual di sini. Bisa dibilang inilah surga bagi para pemburu kain tenun ikat khas Mollo, Timor.

Saya banyak mengambil foto-foto tenun tersebut. Apalagi juga membawa buku puisinya Adimas Immanuel. Jadinya saya potret berlatar kain tenun itu. Tapi tak semua foto itu saya posting pada artikel ini.

Nah, cukup sekian dulu artikel saya. Kira-kira kapan lagi saya bisa pergi ke Pasar Kapan?

Post a Comment for "Kapan lagi ke Pasar Kapan?"